Laman

Kamis, 11 Agustus 2011

Mengajari Disiplin pada Balita


Penanaman sikap disiplin pada anak idealnya dilakukan ketika balita. Namun tentu dengan berbagai batasan, mengingat pada masa balita, anak mulai menunjukkan berbagai kepintarannya. Namun di sisi lain, dia juga mulai terlihat mandiri. Hambatannya adalah, mereka masih memiliki kemampuan terbatas dalam berkomunikasi dan memahami sesuatu. 

Mereka (anak-anak berusia balita) mengerti kalau mereka bisa melakukan sesuatu. Hal ini pun membuat mereka ingin menunjukkan pada dunia dan menegaskan pada diri mereka sendiri dengan cara yang baru, bukan bayi lagi. Namun masalahnya mereka memiliki kontrol diri yang kurang dan belum berpikir rasional.

Meski begitu, orang tua tidak boleh kehilangan akal untuk menghadapi si kecil. Apalagi jika kata-kata yang sering diucapkannya adalah 'tidak'. Nah, berikut ini beberapa cara mudah mendisiplinkan si kecil:

Konsisten
Buat jadwal untuk si Kecil dan lakukanlah jadwal tersebut tanpa ada pengecualian pada tiap harinya. Namun, jika Anda hendak membuat perubahan, misalnya saat Anda harus pergi ke luar kota, katakan padanya sejak jauh-jauh hari. Persiapkan anak menghadapi hal ini agar mereka tidak terlalu kaget pada perubahan tersebut.

Konsistenlah dengan peraturan tersebut ataupun untuk lainnya. Misalnya, Anda mengatakan 'tidak boleh memukul', saat si kecil untuk pertama kalinya memukul anak lain di taman bermain, Anda harus terus mengatakan hal yang sama, jika ia melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya.

Saat ada sesuatu yang sudah bisa diprediksi dan dilakukan dengan rutin, ini membuat anak merasa lebih nyaman dan aman. Mereka pun jadi lebih bersikap manis dan tenang karena tahu apa yang akan terjadi. 


Hindari Situasi yang Membuat Stres atau Marah
Ketika si kecil lapar atau mengantuk, biasanya Dia akan marah dan menangis. Situasi tersebut tentu harus dimengerti oleh orang tua. Dan melakukan perencanaan dalam sebuah jadwal kecil juga berfungsi untuk menghindari kemarahannya. Misalnya saja, Anda jangan pergi ke supermarket di waktu anak seharusnya tidur siang, jika tidak mau anak tiba-tiba marah-marah.

Berpikirlah Seperti Anak Balita
Tentu Dia belum bisa berkomunikasi seperti layaknya orang dewasa. Jadi, Anda harus bisa mengerti dan memahami apa yang dia inginkan. Jadi saat menghadapi si kecil, cobalah melihat dari perspektif anak untuk mencegah dia tantrum (suka marah-marah sendiri tidak jelas).

Anda bisa bilang, ibu tahu, kamu tidak suka mandi, tapi kamu harus melakukannya. Ucapan itu membuatnya tidak terintimidasi. Kita seolah memahami perasaannya. 

Belajar Bagaimana Mengalihkan Perhatian
Bisa jadi sebuah hal yang Anda kehendaki berubah menjadi sesuatu yang buruk jika dilakukan berlebihan. Misalnya, Anda menyuruhnya bermain bola di ruang tamu dia tidak berhenti meskipun Anda sudah menyuruhnya. Jadi, jika dia tidak juga berhenti dari permainan itu, maka cobalah untuk mengalihkan perhatiannya ke hal yang lain. Jika mereka melakukan hal yang seharusnya tidak dilakukan (seperti bermain bola di ruang tamu), Anda seharusnya bukan melarangnya, tapi coba cari aktivitas lain. 

Berikan Pujian
Jika si Kecil telah melewati satu tahapan disiplin yang Anda buat, maka berikan dia pujian. Begitupun dengan hal baik lainnya yang Dia lakukan.  Jika Anda tidak memberikan pujian saat anak bersikap baik, terkadang mereka akan melakukan hal buruk hanya untuk mendapatkan perhatia. Kalau Anda memuji anak atas perbuatan baiknya, kemungkinan besar anak mau melakukannya lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar