Laman

Selasa, 25 Oktober 2011

Sudahkah Berpikir Positif???

Hidup manusia itu unik dan tidak ada yang sama, jadi semua pandangan tentang keberuntungan, kebahagiaan, kesengsaraan, kenyamanan dan lain- lain sebetulnya adalah cara masing- masing orang melihat dunia yang terhampar di depannya.
Pada tahun 1932, George Eastman, penemu Kodak, jutawan, dermawan, dan orang yang sangat dihormati oleh seluruh lapisan masyarakat pada saat itu, tidak punya musuh, dan tidak kekurangan sesuatu apa pun. Setelah minum kopi, ia mengambil pistol dan menembak kepalanya sendiri. Lagi-lagi kita harus melihat dari jendela hati kita dan tidak bisa melihat melalui jendela hati sang penemu Kodak, mengapa ia meledakkan kepalanya sendiri.

Lalu, apa yang dimaksud dengan jendela hati?
Jendela hati adalah ungkapan mata, sangat benar, karena sang hati hanya mampu melihat melalui matanya sendiri, tidak melalui mata orang lain. Pada tahun 1987, seorang buruh bernama Adolph Fischer yang kebetulan berada dekat kerusuhan kaum buruh didakwa sebagai orang yang harus bertanggung jawab dan dijatuhi hukuman gantung atas perbuatan yang sama sekali tidak dilakukannya. Beberapa detik sebelum tali gantungan menjerat lehernya, ia berkata penuh suka cita, “Inilah saat yang paling bahagia dalam hidupku!”
Intinya, berpikir positif itu apa?
Berpikir positif bukan menghibur diri atau bahkan menipu diri sendiri dengan mengatakan positif pada hal yang negative. Banyak orang merasa bahwa setiap kali berpikir positif, mereka justru mendapat hasil sebaliknya. Hal ini sebetulnya terjadi kalau batin kalian melihat hal yang negative, tetapi kalian menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu bukan negative. Orang yang berpikiran positif tidak menipu dirinya sendiri terhadap apa yang dilihat melalui jendela hatinya.
Berpikir positif adalah mencari sisi positifnya dan melakukan kea rah yang positif, bukan MENGHARAPKAN HASIL POSITIF. Jadi, berpikir positif bukanlah memikirkan (mengharap) tidak ditilang ketika melanggar rambu lalu lintas. Orang yang berpikir positif, ketika melanggar rambu lalu lintas tidak panic dan tidak ketakutan bakal ditangkap polisi, tetapi memikirkan apa yang dilakukannya kalau kepergok polisi lalu lintas (meminta maaf), dan bersyukur karena sudah sadar bahwa kita melanggar rambu, sebelum kita tertangkap!
Orang yang berpikir positif tidak melihat ke belakang, ke perjalanan hidup yang sial, tetapi melihat ke depan! Apa yang bisa dikerjakan dan apa yangbisa diperbaiki! Bahkan ketika melihat ke belakang orang yang berpikir positif bersyukur atas pengalaman yang sial- sial itu karena bisa menjadi referensi untuk masa kemudian, diperbaiki, dan diperbaiki lagi.
Silakan teliti sendiri, apa kalian termasuk orang yang berpikirn positif atau belum. Hanya diri kalian yang tahu, karena orang lain tidak mungkin bisa melihat melalui mata hati kalian.



Sumber:
Purnawan. Merasa Tak Pernah Beruntung. Jakarta: PT. Narya Eka Wisesa. 2008. (majalah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar