Hidup manusia itu unik dan tidak ada yang  sama, jadi semua pandangan tentang keberuntungan, kebahagiaan,  kesengsaraan, kenyamanan dan lain- lain sebetulnya adalah cara masing-  masing orang melihat dunia yang terhampar di depannya.
Pada tahun 1932, George Eastman, penemu  Kodak, jutawan, dermawan, dan orang yang sangat dihormati oleh seluruh  lapisan masyarakat pada saat itu, tidak punya musuh, dan tidak  kekurangan sesuatu apa pun. Setelah minum kopi, ia mengambil pistol dan  menembak kepalanya sendiri. Lagi-lagi kita harus melihat dari jendela  hati kita dan tidak bisa melihat melalui jendela hati sang penemu Kodak,  mengapa ia meledakkan kepalanya sendiri.
Lalu, apa yang dimaksud dengan jendela hati?
Jendela hati adalah ungkapan mata, sangat  benar, karena sang hati hanya mampu melihat melalui matanya sendiri,  tidak melalui mata orang lain. Pada tahun 1987, seorang buruh bernama  Adolph Fischer yang kebetulan berada dekat kerusuhan kaum buruh didakwa  sebagai orang yang harus bertanggung jawab dan dijatuhi hukuman gantung  atas perbuatan yang sama sekali tidak dilakukannya. Beberapa detik  sebelum tali gantungan menjerat lehernya, ia berkata penuh suka cita,  “Inilah saat yang paling bahagia dalam hidupku!”
Intinya, berpikir positif itu apa?
Berpikir positif bukan menghibur diri atau bahkan menipu diri sendiri dengan mengatakan 
positif  pada hal yang negative. Banyak orang merasa bahwa setiap kali berpikir  positif, mereka justru mendapat hasil sebaliknya. Hal ini sebetulnya  terjadi kalau batin kalian melihat hal yang negative, tetapi kalian  menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu bukan negative. Orang yang  berpikiran positif tidak menipu dirinya sendiri terhadap apa yang  dilihat melalui jendela hatinya.
positif  pada hal yang negative. Banyak orang merasa bahwa setiap kali berpikir  positif, mereka justru mendapat hasil sebaliknya. Hal ini sebetulnya  terjadi kalau batin kalian melihat hal yang negative, tetapi kalian  menghibur diri dengan mengatakan bahwa itu bukan negative. Orang yang  berpikiran positif tidak menipu dirinya sendiri terhadap apa yang  dilihat melalui jendela hatinya.Berpikir positif adalah mencari sisi  positifnya dan melakukan kea rah yang positif, bukan MENGHARAPKAN HASIL  POSITIF. Jadi, berpikir positif bukanlah memikirkan (mengharap) tidak  ditilang ketika melanggar rambu lalu lintas. Orang yang berpikir  positif, ketika melanggar rambu lalu lintas tidak panic dan tidak  ketakutan bakal ditangkap polisi, tetapi memikirkan apa yang  dilakukannya kalau kepergok polisi lalu lintas (meminta maaf), dan  bersyukur karena sudah sadar bahwa kita melanggar rambu, sebelum kita  tertangkap!
Orang yang berpikir positif tidak melihat  ke belakang, ke perjalanan hidup yang sial, tetapi melihat ke depan!  Apa yang bisa dikerjakan dan apa yangbisa diperbaiki! Bahkan ketika  melihat ke belakang orang yang berpikir positif bersyukur atas  pengalaman yang sial- sial itu karena bisa menjadi referensi untuk masa  kemudian, diperbaiki, dan diperbaiki lagi.
Silakan teliti sendiri, apa kalian  termasuk orang yang berpikirn positif atau belum. Hanya diri kalian yang  tahu, karena orang lain tidak mungkin bisa melihat melalui mata hati  kalian.
Sumber:
Purnawan. Merasa Tak Pernah Beruntung. Jakarta: PT. Narya Eka Wisesa. 2008. (majalah)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar