Laman

Senin, 16 Mei 2011

Anaku Lebih Dekat Sama Kakek Neneknya

Tak jarang, si kecil lebih suka bermain dengan kakek dan neneknya. Sah-sah saja, asalkan si kecil tak sampai lupa dengan kedua orang tuanya.

Banyak Faktor
Kedekatan cucu terhadap kakek-nenek, menurut Rahmitha P. Soendjojo, terutama ditentukan oleh jarak atau kedekatan fisik. Jadi, kalau tinggalnya sekota atau malah satu kompleks perumahan, kemungkinan cucu lebih dekat dengan kakek-neneknya ini jauh lebih besar, ketimbang yang tinggalnya berjauhan.

Kedekatan kakek dan cucu-cucunya memang seringkali terjadi melebihi orang tuanya sendiri. Namun begitu, kedekatan cucu dengan kakek-nenek sebenarnya bisa dibina, kok, tanpa harus si cucu seharian main dan mengobrol di rumah kakek-neneknya atau si kakek-nenek yang main ke rumah cucunya.

Kedekatan bisa terjadi karena adanya faktor kehangatan dalam keluarga sehingga memungkinkan si kecil mudah dekat kepada anggota keluarga yang lain. Kakek dan nenek bisa menjadi tempat pilihan bagi si kecil terutama saat mereka tak nyaman dengan kedua orang tuanya. Tapi, bisa jadi, itu adalah upaya anak untuk mencari pembelaan ketika melakukan kesalahan.


Posisi Netral
Jika, si kecil sudah terlanjur dekat dengan kakek neneknya, jangan buru-buru menyalahkan mereka. Sebaiknya cari solusi yang lebih baik untuk keduanya. Aturlah jadwal berkunjung ke rumah kakek dan neneknya. Beri pengertian pada si kecil, jika si kakek maupun nenek juga butuh waktu untuk berisitirahat. Dengan begitu, si kecil pun akhirnya mengerti bahwa ia punya waktu-waktu tertentu untuk mengunjungi kakek dan neneknya.

Ingatkan Kakek-Nenek
Yang mesti diwaspadai, jika anak kita merupakan cucu kesayangan. Soalnya, si kakek-nenek biasanya kelewat memanjakan. Hingga, kita jadi repot karena setiap kali anak kembali ke rumah, kita harus meluruskan sekaligus menegakkan disiplin yang selama ini sudah berjalan.  Anak pun jadi bingung melihat di rumahnya sangat disiplin sementara di tempat kakek-neneknya longgar sekali, “Kok, enakan di rumah Kakek-Nenek, ya, aku boleh makan permen, es krim, boleh nonton TV sepuasnya." Hingga, ia mau ke rumah beliau hanya lantaran alasan-alasan tersebut. Ini jelas tak baik karena merugikan anak untuk jangka panjang.

Bukan berarti kakek-nenek tak boleh memanjakan cucu, lo. Kalau cuma sesekali tentu tak jadi soal, misalnya, ulang tahun atau pada hari raya maupun kesempatan khusus seperti naik kelas atau si kecil jadi juara lomba. Dengan demikian, kita perlu memberi tahu beliau untuk bersikap sewajarnya saja terhadap cucu. Kemudian, agar beliau tak terlalu mengistimewakan si kecil, kita pun perlu mengingatkan bahwa masih ada cucu-cucu lain yang juga ingin mendapat perhatiannya, sambil tetap mengapresiasi penghargaan dan terima kasih kita.

Kita boleh, kok, melakukan modifikasi atau penyesuaian di sana-sini, tapi aturan-aturan tetap harus jalan. Jadi si anak tak merasa jika peraturan di rumah terlalu ketat dan justru lebih memilih untuk tinggal di tempat kakek atau neneknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar