Laman

Senin, 21 Maret 2011

Hati hati dengan Emosi dalam Mendidik Anak

Para orang tua pasti menginginkan anaknya hidup lebih baik dimasa mendatang. Segala cara ditempuh untuk mendidik buah hatinya. Dengan pemberian gizi yang baik, stimulasi pada otak kecilnya (dengan memperdengarkan lagu klasik, pembelajaran matematika dini dan lain sebagainya juga yang tidak kalah pentingnya adalah pembelajaran tentang disiplin.

Bentuk penerapan disiplin yang terlalu keras pada anak –yang biasanya dilakukan orang tua yang masih muda usia- sebaiknya jangan dilakukan. Sebab bisa mempengaruhi mentalnya di masa mendatang. Begitulah kesimpulan hasil sebuah survei tentang orang tua dan perilaku agresif terhadap anak yang dilakukan oleh Murray Straus, seorang sosiolog dari University of New Hampshire terhadap 991 orang tua.

Menurut survei tersebut, membentak dan mengancam adalah bentuk paling umum dari agresi yang dilakukan orang tua. Dibandingkan tindakan yang lebih ekstrim lagi, seperti mengancam, memaki, dan memanggil dengan kasar dengan panggilan bodoh, malas dan sebagainya, maka membentak memang paling banyak dilakukan. Bukan hanya kepada anak, bayi pun kena bentak. Tetapi biasanya semakin muda usia orang tua, semakin sering pula mereka melakukan tindakan disiplin tersebut.

Dari survei itu, 90% mengaku melakukan bentuk- bentuk agresi psikologis saat dua tahun pertama usia anak. Dan 75% di antaranya mengaku melakukan bentakan atau berteriak pada anak. Seperempat orang tua menyumpahi atau memaki anaknya, dan sekitar 6% bahkan mengancam untuk mengusir sang anak. Menurut Straus, tindakan ini membawa efek psikologis jangka panjang bagi sang anak, walaupun secara hukum belum bisa disebut kekerasan terhadap anak. Tetapi memang dampaknya tidak langsung kelihatan dan biasanya baru ketahuan setelah mereka semakin dewasa.

Straus menambahkan bahwa agresi psikologis itu bisa membuat anak menjadi sulit beradaptasi atau bahkan berperilaku buruk, karena berbagai faktor. Misalnya, menjadi kurang percaya diri, atau sebaliknya, menjadi pemberontak. Tetapi yang paling dikhawatirkan adalah kalau mereka melakukan hal yang sama terhadap anak mereka kelak. Padahal kalau secara psikologis, kelakuan anak yang salah seharusnya diperbaiki, bukan dibentak- bentak dan dimarahi.

Bersabarlah menghadapi anak kita karena kita adalah panutan dan contoh bagi mereka untuk melalui hidup yang semakin keras.
Stop dreaming start action.

Semoga bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar