Laman

Kamis, 07 Juli 2011

Mencari Cahaya

Surat ini kutujukan untuk diriku sendiri dan sahabat-sahabatiku yang InsyaAllah tetap mencintai Allah SWT dan Rasul-Nya di atas segalanya, karena hanya cinta itu yang dapat mengalahkan segalanya, cinta hakiki yang membuat manusia melihat segalanya dari sudut pandang yang berbeda, lebih bermakna dan lebih indah.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabatiku yang kerap kali terisi oleh cinta selain-Nya yang mudah sekali terlena oleh indahnya dunia, yang terkadang melakukan segalanya bukan karena-Nya, lalu di ruang hatinya yang kelam merasa senang jika dilihat dan dipuji orang, entah dimana lagi keikhlasan. Maka saat ini, kurasakan kekecewaan dan kelelahan karena yang kulakukan tidak sepenuhnya berlandaskan keikhlasan, padahal Allah SWT tidak pernah menanyakan hasil. Dia akan melihat kesungguhan dalam berproses.

Surat ini kutujukan pula untuk jiwaku serta jiwa sahabat-sahabatiku yang mulai lelah menapaki jalan-Nya, ketika sering kali mengeluh, merasa terbebani bahkan terpaksa untuk menjalankan tugas yang sangat mulia. Padahal tiada kesakitan, kelelahan, serta kepayahan yang dirasakan oleh seorang hamba melainkan Allah SWT akan mengampuni dosa-dosanya.

Surat ini kutujukan untuk ruhku dan ruh sahabat-sahabatiku yang mulai terkikis oleh dunia yang menipu serta membiarkan fitrahnya tertutup oleh maksiat yang dinikmati, lalu dimanakah 'kejujuran' diletakkan???. Dan kini terabaikan sudah secara nurani yang bersih, saat ibadah hanyalah rutinitas belaka, saat fisik dan fikiran disibukkan oleh dunia, saat wajah menampakkan kebahagiaan yang semu, coba lihat dirimu !!! Menangis, tertawa ataukah merana ???. 

Surat ini kutujukan untuk diriku dan diri sahabat-sahabatiku yang sombong, yang terkadang bangga pada dirinya sendiri. Sungguh tiada satupun yang membuat kita lebih di hadapanNya selain ketaqwaan. Padahal kita menyadari bahwa tiap-tiap jiwa akan merasakan kematian, namun kita masih saja bergulat dengan kefanaan.

Surat ini kutujukan untuk hatiku dan hati sahabat-sahabatiku yang mulai mati, saat tiada getar ketika Asma Allah SWT
disebut, saat tiada sesal ketika kebaikan terlewat begitu saja, dan saat tiada rasa dosa ketika mendzalimi diri dan saudaranya.

Akhirnya, surat ini kutujukan untuk jiwa yang masih memiliki cahaya, meskipun sedikit. Jangan biarkan cahaya itu padam. Maka terus kumpulkan cahaya itu hingga ia dapat menerangi wajah-wajah di sekeliling, memberikan keindahan hidup yang sesungguhnya hanya dengan kekuatan dari-Nya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar