Laman

Kamis, 23 Juni 2011

Anak SMA: Bingung Memilih Jurusan Lanjutan


Pernah saya bertanya pada seorang guru sejati: seperti apakah wahai guru seharusnya pendidikan itu berlangsung?

Dengan bijaksana sang guru menjawab: Pendidikan itu ibarat seperti Pemanah dan Busur. Guru adalah ibarat Pemanah murid adalah ibarat busur. Tugas para guru adalah Mengarahkan Busur ke titik sasaran, Menarik tali busur, agar busur dapat melesat tepat menuju sasaran.

Sebuah analogi yang luar biasa yang digambarkan oleh sang guru sejati. Namun ternyata bila kita amati lebih jeli di lapangan, apa yang terjadi tidaklah demikian. Guru-guru kita tidak pernah mengarahkan murid-muridnya untuk mengetahui apa sasaran akhir dari proses persekolah kita, apa lagi membantu para siswa untuk membidiknya, jadi bagaimana mungkin guru bisa menarik tali busur untuk melesatkan muridnya menuju sasaran yang tepat sedangkan sasarannya saja dia tidak pernah tahu.


Ketika anak-anak SMA kelas 3 yang akan segera menyelesaikan persekolahannya ditingkat SMA, kemudian kita tanya: Mau kemanakah kalian setelah tamat SMA? atau persisnya akan mengambil jurusan apakah jika kalian ingin melanjutkan ke jenjang persekolahan berikutnya?. Kita sering menjuampai jawaban: semua tidak bisa memberikan jawaban dengan pasti, mereka semua diliputi keraguan, mereka semua bingung mau kemana?.

Apa yang mereka alami saat ini, mungkin juga pernah kita alami dulu pada saat akan menamatkan persekolahan di SMA. Seperti mereka kita juga dulu kebingungan menentukan pilihan, menentukan arah, tidak tau harus kemana? apakah mengikuti kemauan orang tua, teman atau mengambil jurusan hanya sekedar untuk mudah mencari pekerjaan?

Sangat menyedihkan sekali, ternyata setelah sekian lama sistem pendidikan kita yang sering dirubah-ruabh (trial and eror) bertahun-tahun berlalu, permasalahan yang dihadapi siswa tidak juga berubah. Kebijakan-kebijakan yang ada tidak ada perubahan fundamental yang dibuat untuk meningkatkan mutu pendidikan.

Betapa memprihatinkan sistem pendidikan kita yang tidak pernah mengajarkan dan membimbing anak-anak didiknya untuk mengetahui sasaran akhir dari proses pembelajarannya. Mereka dan kita dulu saat bersekolah tidak pernah diberitahu apa dan kemana sasaran bidik kita. Bidang apa yang cocok untuk masing-masing siswa, apa saja langkah-langkah persiapannya, begaimana memulai prosesnya dan sebagainya.

Maka tidaklah mengherankan bila diakhir masa persekolahan SMA mereka semua kebingungan, ya kebingungan dalam banyak hal terutama dalam menentukan langkah dan pilihan yang tepat bagi dirinya. Alih-alih mencari jalan keluar terhadap kebingungan yang sedang dihadapinya, justru anehnya sebagian besar pelajar malah melakukan aksi corat-coret baju, rambut dan bahkan wajah mereka dengan cat pilox yang berwarna warni. Guru kencing berdiri dan muridpun kecing berlari: meskipun kurang sopan tapi pribahasa di atas sangatlah tepat untuk menggambarkan kualitas sistem pendidikan kita saat ini.   

Mari kita bimbing anak-anak kita untuk bisa mengenali potensi dirinya, mari kita bimbing anak-anak kita untuk mengetahui sasaran hidupnya, mari kita motivasi mereka untuk bisa mencapai sasaran hidup yang sesuai dengan minat dan keunggulan mereka masing-masing. Tuhan tidak pernah merubah nasib suatu bangsa jika anak-anak bangsa tersebut tidak berusaha untuk merubahnya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar